Thursday, March 4, 2010

PERILAKU BUNUH DIRI

Perilaku Bunuh Diri terdiri dari:
# Isyarat bunuh diri : aksi bunuh diri yang tidak berakibat fatal
# Usaha bunuh diri : aksi bunuh diri yang bisa berakibat fatal tetapi tidak berhasil dilakukan
# Bunuh diri : suatu tindakan yang menyebabkan hilangnya nyawa pelaku.

Perilaku bunuh diri sering ditemukan pada anak-anak yang lebih tua, terutama pada remaja.

Suatu usaha bunuh diri merupakan pertanda yang jelas dari kelainan mental, (biasanya depresi).
Perilaku bunuh diri seringkali dicetuskan oleh:
# Peristiwa kehilangan, misalnya kehilangan pacar, kehilangan lingkungan yang akrab (sekolah, tetangga, teman) karena harus berpindah tempat tinggal dan kehilangan harga diri setelah percekcokan dengan keluarga
# Penderitaan akibat kehamilan yang tidak direncanakan
# Hukuman dalam keluarga yang mempermalukan dirinya.

Motif dari bunuh diri adalah keinginan untuk memanipulasi atau menghukum orang lain dengan fikiran bahwa mereka akan merasa menyesal jika saya mati.
Kadang seorang anak melakukan bunuh diri karena meniru orang lain, misalnya meniru idolanya.

Orang tua, dokter, guru dan teman bisa mengenali anak atau remaja yang melakukan usaha bunuh diri, misalnya dari perubahan perilakunya.
Setiap isyarat bunuh diri harus ditanggapi secara serius. Pernyataan seperti "Seandainya saya tidak pernah dilahirkan ke dunia ini" atau "Saya ingin tidur dan tidak pernah terbangun lagi", bisa menunjukkan suatu keinginan yang kuat untuk melakukan bunuh diri.

Resiko tinggi melakukan bunuh diri ditemukan pada anak yang:
- Salah satu anggota keluarga, teman dekat atau teman sebayanya telah melakukan tindakan bunuh diri
- Salah satu anggota keluarganya baru saja meninggal
- Kecanduan obat
- Menderita kelainan tingkah laku.

Setiap usaha bunuh diri merupakan keadaan darurat. Jika usaha tersebut sudah dapat diatasi dan dicegah, anak bisa dirawat di rumah sakit atau tetap di rumah, tergantung kepada besarnya resiko jika anak tetap di rumah dan kapasitas keluarga untuk memberikan dukungan.
Keseriusan suatu usaha bunuh diri tergantung kepada sejumlah faktor:
- perencanaan (perencanaan yang matang menunjukkan keseriusan usaha bunuh diri)
- cara yang digunakan (pemakaian pistol lebih serius daripada overdosis obat)
- cedera yang terjadi.

Jika keluarga menunjukkan kasih sayang dan kepedulian, maka hasil dari pencegahan perilaku bunuh diri akan lebih baik.
Respon yang negatif atau tidak bersifat mendukung dari orang tua akan memperburuk keadaan.
Pada beberapa kasus, tindakan yang terbaik adalah merawat anak di rumah sakit. Anak dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit, terutama jika anak mengalami depresi berat atau menderita kelainan jiwa lainnya (misalnya skizofrenia). Biasanya anak akan ditangani oleh ahli jiwa dan dokter keluarga. Pemulihan meliputi pembangunan kembali moral anak dan mengembalikan ketenangan emosi di dalam keluarga.

No comments: