Indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini merupakan kombinasi biru dan ungu, diidentifikasi melalui cakra tubuh yang memiliki spektrum warna pelangi, dari merah sampai ungu. Istilah “anak indigo” atau indigo children juga merupakan istilah baru yang ditemukan konselor terkemuka di AS, Nancy Ann Tappe.
Pada pertengahan tahun 1970-an Nancy meneliti warna aura manusia dan memetakan artinya untuk menandai kepribadiannya. Tahun 1982 ia menulis buku Understanding Your Life Through Color. Penelitian lanjutan untuk mengelompokkan pola dasar perangai manusia melalui warna aura, mendapat dukungan psikiater Dr. McGreggor di San Diego University.
Dalam klasifikasi yang baru itu Nancy membahas warna nila yang muncul kuat pada hampir 80 persen aura anak-anak yang lahir setelah 1980. Warna itu bisa dilihat dengan Foto Kirlian atau dengan alat generasi baru sejenis seperti Video Aura.
Warna nila menempati urutan keenam pada spektrum warna pelangi maupun pada deretan vertikal cakra (dari bawah ke atas), dalam bahasa Sansekerta disebut Cakra Ajna, yang terletak di dahi, di antara dua mata.
Anak indigo adalah anak-anak yang memiliki aura dominan berwarna nila, namun fisiknya sama seperti anak lainnya. Di samping itu anak indigo memiliki roh yang sudah tua (old soul) sehingga dalam keseharian, tidak jarang memperlihatkan sifat orang yang sudah dewasa atau tua.
Anak-anak ini memiliki kesadaran yang lebih tinggi daripada kebanyakan orang, mengenai siapa diri mereka dan tujuan hidup mereka. Seringkali anak indigo tidak mau diperlakukan seperti anak kecil dan tak mau mengikuti tata cara maupun prosedur yang ada.
Menurut Jan Tobler dalam pengantar buku The Care and Feeding of Indigo Children ada 10 ciri anak indigo:
1. Mereka datang ke dunia dengan rasa ingin berbagi;
2. Mereka menghayati hak keberadaannya di dunia ini dan heran bila ada yang menolaknya;
3. Dirinya bukanlah yang utama, seringkali menyampaikan ‘siapa
jati dirinya’ pada orang tuanya;
4. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan;
5. Tidak mau/sulit menunggu giliran;
6. Mereka kecewa bila menghadapi ritual dan hal-hal yang tidak memerlukan pemikiran yang kreatif;
7. Seringkali mereka menemukan cara-cara yang lebih tepat, baik
di sekolah maupun di rumah, sehingga menimbulkan kesan “non konformistis” terhadap sistem yang berlaku;
8. Tampak seperti antisosial, terasing kecuali di lingkungannya.
Sekolah seringkali menjadi amat sulit untuk mereka bersosialisasi;
9. Tidak berespons terhadap aturan-aturan kaku (mis.: “tunggu sampai ayahmu pulang”);
10. Tidak malu untuk meminta apa yang dibutuhkannya. Banyak teori yang membahas masalah ini.
Yang perlu diamati sesungguhnya apa yang terjadi pada anak indigo ini, seperti kemampuan indra keenam/sixth sense.
Kemampuan ini sebenarnya bisa dipelajari dan dikuasai oleh orang awam atau orang bukan indigo, jadi tidak semata-mata karunia Tuhan.
Dalam Inti Reiki kemampuan ini bisa dibangkitkan dengan melakukan penyelarasan dengan energi Inti Reiki.
Memang reaksinya tidak sama. Ada yang langsung bisa melihat cahaya energi atau makhluk halus ada juga yang setelah 3 bulan baru bisa melihatnya. Terjadinya ini disebabkan karena perbedaan Roh dari orang yang bersangkutan. [HASKA]
Thursday, March 4, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment