Saturday, March 20, 2010

Emosi Positif pada Anak Autis

(1) Senang, sumber stimulus yang menjadi penyebab emosi ini adalah
benda/objek, situasi, dan interaksi dengan manusia. Dari ketiga sumber stimulus di
atas benda/objek dan situasi/kegiatan adalah stimulus yang cenderung menjadi
penyebab emosi ini. Suatu stimulus lain yang memunculkan tindakan yang
merefleksikan emosi senang adalah pada saat kedua subjek sedang sendirian dan
pada saat diet makan tidak dipertahankan.
Respon dari stimulus ini adalah sebagai berikut; tersenyum, tertawa,
bergerak (berjalan mondar-mandir, meloncat, bertepuk tangan, berlari kesana-
kemari, bergaya), mendekati sumber stimulus, mengambil benda dengan tangan
sendiri atau menggunakan tangan orang lain, melihat dalam waktu lama,
mengulangi melakukan kegiatan yang menyenangkan, mengutak-atik benda yang
diminati, menutup telinga, dan bersenandung.

(2) Sayang, berdasarkan data yang didapatkan sumber stimulus yang
menjadi penyebab emosi ini muncul adalah orang dan benda. Kedua subjek
menunjukkan rasa sayangnya kepada orang-orang terdekat mereka seperti ibu,
terapis, dan pendamping. Terhadap benda, subjek pertama memperlihatkan rasa
sayangnya pada boneka. Perasaan sayang yang ditunjukkan oleh orang lain kepada
kedua subjekpun dapat diterima subjek. Tetapi bila stimulus rasa sayang itu
berlebihan atau dirasa menganggu maka mereka akan menjadi marah dan menjadi
tidak ingin disentuh.
Respon dari stimulus ini adalah; mencium, memeluk, tersenyum, tertawa,
memegang tangan, mendekati, mengajak main, bergerak (mondar-mandir, bergaya)
di dekat orang yang disayang, dan melirik orang yang disayang. Terhadap benda
yang disayangi tindakan subjek adalah; memeluk, mencium, boneka disisir, dibawa
kemana pergi, dan bila tidak berada di tempatnya akan dicari sampai ketemu.
Subjek pertama juga memperlihatkan respon membujuk orang yang memarahinya
dengan cara memeluk dan mencium ketika orang tersebut memarahinya. Orang
tersebut adalah orang-orang terdekatnya, seperti ibu, nenek, kakak perempuan, dan
terapis.

(3) Rindu, masing-masing subjek tinggal terpisah dengan orang tua. Ibu
hanya mengunjungi subjek pada jadwal-jadwal tertentu. Emosi ini muncul
berhubungan dengan dengan kehadiran ibu.
Respon dari stimulus ini adalah; menangis diam-diam di tempat tidur,
memanggil-manggil ibu, dan melamun. Ketika ibu hadir baik secara fisik maka
subjek akan memeluk. Walupun pada kasus pertama, subjek biasanya perlu waktu
untuk terbiasa dengan kehadiran ibu. Namun apabila berhubungan melalui pesawat
telepon subjek pertama akan terlihat gembira dan mengajak ibu bernyanyi.

(4) Malu, sama halnya dengan emosi rindu, perasaan malu tidak banyak
diungkap pada literatur-literatur mengenai emosi pada anak autis. Namun apabila
dibandingkan dengan respon anak normal terhadap emosi malu dapat dilihat bahwa
emosi malu dimiliki oleh anak autis. Sumber stimulus adalah manusia, seperti
terlihat pada saat ada orang yang memberi perhatian terhadap subjek maka akan
muncul respon; tertawa, tersenyum memalingkan wajah, menunduk, mengalihkan
pandangan, memegang orang lain, menjauh, berlari mondar-mandir, dan meloncat-
loncat.

No comments: