Adalah siswa Kelas 2 dari SD Inklusi Putra Bangsa, Klaten, Yogyakarta, Alexander Farrel Rasendria Haryono (7), diuji atas kemampuannya mengaplikakan 14 program komputer oleh MURI yang diadakan di Duta Pertiwi Mall, Kota Semarang, Kamis (19/3/2009).
Program komputer yang uji adalah Ms Word, Ms Excel, program translator huruf cetak ke braille dan sebaliknya (Duxbury), program translator huruf cetak ke braille dan sebaliknya (MBC), kamus bicara (meldict), Embossing, Printing, open book, Internet, browsing, mailling list, chating, hitungan digital, dan game auditif.
Bagaimana bisa tunanetra mengaplikasikan komputer, melihat saja tidak bisa? Mungkin hal itu akan ada dibenak kita semua. Walau ia tidak melihat, namun ia bisa mendengar. Nah, komputer bukan komputer dengan perangkat biasa, yang digunakan menggunakan perangkat lunak dengan fasilitas pengiriman 'voice' kepada si pengguna komputer, maksudnya ada suara yang muncul.
Setiap ia menekan toot/ tombol keyboard komputer, maka akan ada sinyal suara yang didengar oleh anak tersebut. Misalnya menekan enter, maka suara yang didengar adalah 'enter' dengan dialeg Inggris.
Penjelasanya rumitnya, pada komputer cukup memasang soundcard dan speaker pada komputer, lalu memasang software pembaca layar (screen reader) yang fungsinya sama seperti yang telah penulis jelaskan di atas. Produk pembaca layar yang sangat populer dan juga penulis gunakan hingga saat ini adalah JAWS (Job Access With Speech).
Nah, lewat aplikasi JAWS inilah pengguna komputer tunanetra semakin memperluas pengetahuan dalam mengaplikasikan komputer. Lebih dari itu, tunanetra dapat mengoperasikan berbagai pengolah kata, pengolah data, spreadsheet, aplikasi pembuat musik, multimedia, messenger, bahkan berselancar di internet dan mendesain situs ini. Bahkan para tunanetra juga dapat bercakap-cakap via messenger, burn CD/DVD, melakukan konversi audio/video, dan belajar beberapa bahasa pemrograman seperti Visual Basic dan Visual C++.
Bahagia
Pada kesempatan itu, MURI menyerahkan penghargaan kepada beberapa pihak yang dianggap berjasa terhadap pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus dan penghargaan diserahkan oleh perwakilan MURI, Paulus Pangka.
Penghargaan kepada Farrel, pihak MURI menyerahkan sertifikat rekor Indonesia kepadanya dalam kategori "Tunanetra Termuda yang Mampu Mengoperasikan Komputer 14 Program"
yang didampingi Kepala SLBN Semarang Ciptono selaku penyelenggara, dan Kepala SLB-A Yayasan Asuhan Anak-anak Tuna (YAAT) Klaten, DIY, Drs Subagya MSi.
Rasa bahagia terpancar dari Farrel dan rekan-rekan yang menyaksikan kebolehan Farrel tersebut. Pengujian rekor MURI tersebut disaksikan juga oleh Direktur Pembinaan SLB Ekodjatmiko Sukarso dengan pejabat dan staf dilingkungan Direktorat PSLB, mitra asosiasi keterampilan Direktorat PSLB.
“Kami sangat senang dan bangga dengan penampilan para siswa. Semua jerih payah perjuangan selama latihan telah terbayar lunas dengan mampu tampil optimal di hadapan juri nasional,” papar Agus Putranto, pelatih pemecah rekor Muri SLB A Klaten.
Sementara sekolah Farrel di Noble Room SD Inklusi Putra Bangsa, Klaten, Yogyakarta, merupakan sekolah pendamping dari SLB-A Yayasan Asuhan Anak-anak Tuna (YAAT) Klaten, Yogyakarta.
Ramaditya
Sebelumnya Eko Ramaditya Adikara atau Rama telah memboyong rekor MURI untuk kategori blog pertama di
Sumber: Kiting Damalis
No comments:
Post a Comment